Minggu, 08 Mei 2011

Sejarah Lahir Teori Evolusi (teori evolusi dan atheisme bagian 3)

0

Oleh     : Ismail Fajar Romdhon




Teori evolusi ditemukan oleh naturalis amatir berkebangsaan Inggris bernama Charles Robert Darwin. Ia tidak pernah menempuh jalur formal di bidang biologi, tetapi ia memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap alam dan biota hidup. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengikuti sebuah ekspedisi pelayaran dalam sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle sebagai sukarelawan selama lima tahun.
            Dalam perjalanannya Darwin menemukan berbagai spesies burung dengan bentuk paruh yang berbeda-beda. Ia memiliki  kesimpulan bahwa bentuk paruh itu dihasilkan dari adaptasi burung terhadap lingkungannya. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat. Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa pun; tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan dan dorongan para ahli biologi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. (Asal usul "sifat-sifat yang menguntungkan" ini belum diketahui pada waktu itu.) Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini.[1]
            Dalam bukunya The Origin of Species, Darwin sebetulnya sudah mengungkapkan keraguannya terhadap teori yang ditemukannya. Ia menuliskan keraguannya itu dalam satu bab Difficulties of Theory. Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut.[2]
            Teori evolusi mendapat dukungan dari para ilmuwan lainnya yang menamakan dirinya neo-Darwinis. Mereka memasukkan konsep mutant kepada teori evolusi, dengan mengemukakan bukti-bukti adanya penyimpangan genetik dari nenek moyangnya yang asal. Akan tetapi bukti-bukti mutasi yang ada pada manusia maupun hewan merupakan proses mutasi yang “merugikan”. Sehingga selama beberapa dekade mereka melakukan eksperimen tentang mutasi yang “menguntungkan” yang pada akhirnya mengalami kegagalan dan kebuntuan.
Teori yang penuh kebohongan ini masih hidup dan diterima oleh para ilmuwan bukan karena kebenarannya yang empiris. Tetapi lebih kepada kewajiban ideologis. Seorang ilmuwan akan diterima dan diakui jika dia mengadopsi teori evolusi sebagai dasar penelitiannya. Bagi para materialis, teori ini merupakan doktrin yang wajib untuk dilestarikan dan diwariskan, karena akan menghidupkan filsafat kebendaan yang sudah mendarah daging dan menjadi kehidupan mereka. Dan yang paling utama tentu saja karena teori ini sesuai dengan hawa nafsu mereka untuk menjadikan diri mereka sendiri sebagai Tuhan. Firman Allah SWT.:
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً
Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?[3]



[1] Harun Yahya, Ibid
[2] Ibid
[3]Q.S. Al-Furqon ayat 43

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting