Sabtu, 14 April 2012

Kultur Dalam Management

0


Definisi

Defini umum dari filsafat managemen adalah Seperangkat keyakinan seperti yang digunakan oleh individu dalam posisi manajemen untuk memandu proses pengambilan keputusan.

Dalam sebuah management, filsafat management menjadi suatu hal yang sangat penting, mengingat hal ini adalah seperti sebuah buku panduan yang bisa memberikan arah terhadap management yang sedang dipakai oleh suatu perusahaan.

Filsafat management ini akan membantu para manager untuk mengatur sistem yang sedang dijalankannya. baik itu dari segi pengolahan karyawan, pengolahan sistem kerja bahkan pengolahan laporan dan perekrutan pekerja

dalam menjalankan suatu sistem management, ada beberapa filosofi penting yang harus terdapat ketika menjalankan managemen, yaitu :

  • Culture / Adat:
Dalam sebuah management, kita harus membangun sebuah kultur. lalu mengapa kita harus membangun sebuah kultur? karena didalam sebuah perusahaan terdapat banyak ketidak seragaman sifat, baik itu karyawana maupun tingkat manager dan direksi. sehingga terkadang sering terjadi "tubrukan" yang menyebabkan kepercayaan dan dendam didalam kantor.

Dengan kultur, hal ini setidaknya bisa diredam, karena kultur bisa membatasi tingkah laku pegawai yang sudah tidak sesuai dengan ketentuan kantor. sebagai contoh kultur dai perusahaan "berdikari" adalah muda, transparan dan pemaaf. maka jika ada salah seorang pegawai yang tidak menjalankan kultur yang sudah di terapkan perusahaan maka secara moral ia sudah tidak layak untuk bekerja di perusahaan "berdikari".

Jika hal ini di biarkan maka bisa berakibat perusahaan kehilangan loyalitas pegawai bahkan mutu dari perusahaan bahkan tidak mustahil juga akan berdampak terhadap menurunnya profit dan konsumen perusahaan tersebut.

  • Kultur Untuk Menyeleksi Pekerja Baru
Kultur juga bisa di gunakan untuk menyaring atau menyeleksi karyawan baru yang akan masuk. proses perekrutan pekerja tidaklah segampang kelihatannya. banyak hal-hal lain yang harus dipertimbangkan dari pelamar selain dari segi skill dan history kerja nya.
banyak anggapan bahwa pekerja yang sudah punya daftar riwayat pekerjaan yang banyak adalah lebih bagus dari pada pelamar yang mempunyai sedikit portofolio. sebenarnya hal ini tidak begitu berpengaruh, karena bisa saja dia punya portofolio dikarenakan ia tidak pernah bekerja lebih dari 3 bulan di suatu perusahaan. oleha karena itu hal ini belum tentu bisa menjamin kualitas suatu pelamar.

Namun dengan kultur kita bisa menyaring pelamar untuk bisa mengadaptasikan skill dan tingkah lakunya sesuai dengan kultur yang berlaku di persuhaan. dengan diseragamkan nya kultur, akan membentuk mind-set pekerja untuk bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan. sesuai dengan pengalaman saya, rata-rata perusahaan yang memiliki kultur yang pekat bisa lebih sukses dan bisa lebih memberi citra terhadap pelanggan.

Read more

Filsafat Pancasila

0


Pengertian Filsafat

Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).
Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam yang berbeda satu dari yang lainnya.

Ada beberapa pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila

Makna dan implikasi kedudukan pancasila sebagai pandngan hidup bangsa dan dasar filsafat
• Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
• Sebelum Pancasila disahkan sebagai dasar filsafat, nilai-nilai Pancasila sudah ada pada diri bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pandangan hidup, misalnya nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, keagamaan serta sebagai kausa materialis Pancasila.
• Jadi Bangsa Indonesia dan Pancasila tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia.
• Pandangan hidup dan filsafat hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia yang menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Dari Pandangan hidup dapat diketahui cita-cita dan gagasan-gagasan yang akan diwujudkan bangsa Indonesia.
• Di dalam Pancasila terdapat tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan kerokhanian bangsa yang menjadi ciri masyarakat, sehingga Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 telah mengesahkan pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar filsafat negara.Pengesahan ini telah menempatkan pancasila sebagai kaidah pokok negara.

Kedudukan pancasila sebagai pokok negara mempunyai implikasi sebagai berikut :
• Sumber dari segala sumber hukum
• Melekat pada kelangsungan hidup negara Proklamasi 17 agustus 1945
• Bersifat imperatif

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat dibedakan atas 3 tingkatan :
• Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak-universal seperti tercantum dalam pembukaan
• Sebagai pedoman penyelengaraan negara yang bersifat umum kolektif seperti tercantum pada batang tubuh UUD
• Seperti petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus-konkret seperti terdapat pada UU,PP,Peraturan Presiden

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara :
• Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
• Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
• Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
• Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
• Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
• Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
• Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:
• Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
• Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
• Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
• Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
• Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu

Sumber: http://id.shvoong.com/law-and-politics/political-philosophy/2256910-pancasila-sebagai-sistem-filsafat/#ixzz1qtySrt7V

Read more

Sabtu, 31 Maret 2012

Seni, Beberapa unsur yang berhubungan dengannya

0


Kata ini (seni) ada yang mengartikan adalah bagian dari diri manusia, mengingat tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kadar standar seni yang tidak bisa diukur oleh orang lain. Ada juga yang mengatakan bahwa seni itu merupakan sinonim dari ilmu, mengingat seni digunakan untuk menilai sesuatu yang sudah tidak bisa diukur dengan ilmu-ilmu yang lain. Maka dengan inilah seni bisa dianggap sebagai bagian dari ilmu. Namun ada yang berbeda dari penggunaan ilmu ini (seni) kenapa berbeda? Ini dikarenakan tidak adanya standarisasi baik itu secara nasional atau internasional tentang penilaian menggunakan seni.

Menurut kamus bahasa Indonesia, seni merupakan karya-karya yang diciptakan dengan bakat seperti sajak, musik, lukisan dan lain-lain. Seni harus mencakupi nilai moral yang bisa memberikan kesan kepada masyarakat atau khalayak yang menikmati hasil dari seni itu sendiri. Lowenfeld (1983) mengatakan setiap masyarakat mulai dari yang primitif sampai modern paling sering mengekspresikan diri atau kaumnya melalui seni. Dia juga mengatakan bahwa kebanyakan anak muda menyatakan dan mengekspresikan dirinya dengan musik sebenarnya ia sedang belajar dan mengembangkan tentang konsep yang ada pada seni itu atau yang kebetulan cocok dengan dirinya.

Hal yang dinamis sudah menjadi sifat yang melekat kepada seni, namun hal ini pula yang bisa menjadi sarana untuk mendidik anak kecil dengan sangat mudah. Oleh karena itu banyak ibu-ibu yang sedang hamil sampai metode pembelajaran anak-anak yang menggunakan lagu sebagai sarana untuk membuat anak menjadi lebih hafal pelajaran-pelajaran. Seni selalu menyuguhkan suatu konsep yang diluar nalar atau metafisik yang bisa memberi kebebasan bagi setiap orang yang menikmatinya.


Muharram (1991) menyatakan seni atau Kesenian secara umumnya dikenal sebagai rasa keindahan dan rasa keharuan yang bisa melengkapi keindahan dan kesejahteraan hidup. Mungkin pandangan seperti ini terkuak ketika melihat seni sebagai suatu rasa keindahan dan terlebih lagi mungkin jika kita sedang ada dalam keharuan musik bisa lebih mewakili rasa sedih kita ketimbang dengan berteriak atau menghancurkan sesuatu yang masih bermanfaat. Oleh karena itu, di sini musik bisa berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan rasa kesedihan dan keharuan yang bisa mewakili bahkan tidak jarang menyembuhkan kita.

Tapi terkadang ada satu yang terlupakan, yaitu seni juga bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan kejahatan atau penyimpangan-penyimpangan yang mengatas-namakan seni dalam prakteknya. Mungkin karena hal ini diawali oleh penafsiran seni yang tidak ada standarisasi atau ukurannya. Sehingga setiap orang merasa bebas untuk mengekspresikan seninya berdasarkan keperluan bahkan bisnis pribadinya tanpa menghiraukan poin penting dari seni yang selalu terlupa yaitu, seni sering meninggalkan pesan moral yang bisa meninggalkan pesan bagi penikmatnya.

Namun yang masih sangat sulit untuk diukur adalah di mana seorang pekerja seni itu disewa untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan tentang seni, maka nilai dari hasil seni yang dihasilkannya seolah-olah tidak ada. Bahkan cenderung sangat murah bila dibandingkan dengan pekerja seni lepas yang sering kita temui di jalan-jalan. Rasanya perlu ada undang-undang khusus untuk kata ini, mengingat banyaknya kemajuan bahkan tingkah laku yang dihasilkan oleh satu kata  yang bisa mengubah pandangan kita terhadap sesuatu yang tidak memiliki satu kata ini.  Contoh kecil dan sebagai penutup, perbandingan antara menara Monas Jakarta dengan menara Eiffel Prancis,, 

Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting