Jumat, 01 Juli 2011

sesat fikir formal

0




Sesat pikir formal terjadi karena melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi bentuk (form) penalaran yang sahih.
Jenis-jenis sesat pikir formal adalah sebagai berikut:

  1. Sesat Pikir Empat Term (Fallacy Of Four Terms)
Bentuk silogisme yang sahih ialah silogisme yang hanya memiliki tiga term (: term mayor, term minor, dan term tengah) yang masing-masing disebut dua kali. Apabila dalam sebuah silogisme terdapat empat term, bentuk silogisme itu tidak sahih. Hal itu melanggar ketentuan mengenai term-term silogisme.

  1. Sesat Pikir Proses Tak Sah (Fallacy Of Illicit Process)

Sesat pikir yang terjadi karena term premis tidak berdistribusi tetapi term konklusi berdistribusi. Silogisme adalah inferensi deduktif; oleh karena itu, tidak mungkin konklusi lebih umum dari pada premis-premisnya.

Apabila dalam premis sebuah term tidak mengacu kepada keseluruhan ekstensinya, dalam konklusi term itu pun tidak boleh mengacu kepada keseluruhan ekstensi term tersebut. Jadi, apabila dalam premis term S atau term P tidak berdistribusi, dalam konklusi pun term S atau term P tidak berdistribusi.
Contoh:
~ Semua merpati adalah hewan bersayap.
~ Semua ayam bukan merpati.
~ Semua ayam bukan hewan bersayap.
Atau :
~ Semua filsuf adalah cendikiawan.
~ Semua filsuf adalah manusia.
~ Semua manusia adalah cendekiawan.

Hal ini melanggar ketentuan mengenai term-term silogisme.
  1. Sesat Pikir Term Tengah Tak Berdistribusi (Fallacy Of Undistributed Middle)

Sesat pikir yang terjadi karena term tengah tidak berdistribusi, padahal untuk memperoleh konklusi yang benar term tengah sekurang-kurangnya satu kali berdistribusi. Term tengah berfungsi sebagai penengah antara term S dan term P. apabila term tengah tidak berdistribusi dalam salah satu premis, tidak mungkin konklusi dapat diambil. Contoh :
~ Sebagian manusia adalah kaya.
~ Sebagian manusia adalah cerdik.
Jelas terlihat bahwa term tengah manusia sebagai term M (term tengah) tidak satu pun yang berdistribusi dalam kedua premis tersebut di atas sehingga tidak mungkin konklusi dapat di ambil. Hal ini melanggar ketentuan mengenai term-term silogisme.

  1. Sesat Pikir Dua Premis Negative (Fallacy Of Two Negative Premises)

Sesat pikir ini terjadi karena menarik konklusi dari dua buah premis negatif, padahal dari dua premis negatif tidak dapat ditarik dua konklusi yang benar. Hal itu melanggar ketentuan-ketentuan mengenai premis-premis.
oleh     : Endang Ruswandi

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting