Jumat, 01 Juli 2011

sesat fikir bahasa

0


        Sesat pikir (fallacia, Latin atau fallacy, Inggris) ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata yang secara sengaja atau tidak telah menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan yang tidak tepat. Biasanya, sesat pikir tidak dapat segera diketahui atau disadari orang, baik orang yang berpikir sendiri, maupun orang yang mengikuti buah pikiran itu. Karena, sepintas lalu, tampak seolah-olah benar tetapi sesungguhnya keliru.
Jika pelaku sesat pikir itu tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya, hal itu disebut paralogisme. Namun apabila sesat pikir itu dilakukan dengan sengaja untuk menyesatkan orang lain disebut sofisme
Sesat pikir atau kesalahan berpikir dalam logika dapat dirumuskan dan diberi nama. Dalam bukunya Pengantar Logika Jan Hendrik Rapar membagi sesat pikir atau kesalahan berpikir kedalam tiga jenis, yaitu
  1. sesat pikir karena bahasa,
  2. sesat pikir formal,
  3. dan sesat pikir material.

  1. Sesat Pikir karena Bahasa
Sesat pikir karena bahasa dapat terjadi karena kesalahan sebagai berikut:
  1. Menggunakan term ekuivokal
Term ekuivokal adalah term yang memiliki makna ganda, misalnya jarak dapat berarti ruang sela antara benda atau tempat, tetapi dapat juga berarti pohon yang sering ditanam sedemikian rupa dan berfungsi sebagai pagar. Sesat pikir yang disebabkan oleh penggunaan term ekuivokal disebut sesat pikir ekuivokasi (fallacy of equivocation).
  1. Menggunakan term metaforis
Term metaforis adalah kata atau sekelompok kata yang digunakan bukan dalam arti sebenarnya. Misalnya: kambing hitam (kambing berwarna hitam atau orang yang dipersalahkan tetapi sebenarnya tidak bersalah). Contoh lain: Pemuda adalah tulang punggung negara. Sesat pikir yang disebabkan oleh penggunaan term metaforis disebut sesat pikir metaforisasi (fallacy of metaphorization).
  1. Menggunakan aksen yang membedakan arti suatu kata
Ada kata-kata yang, apabila aksennya diubah, akan memiliki arti yang berbeda. Misalnya: apel: jika tekanan terletak pada huruf "a", artinya ialah pohon/buah apel, tetapi jika tekanan terletak pada suku kata "pel", artinya ialah apel bendera, dan sebagainya. Sesat pikir yang terjadi karena aksen disebut sesat pikir aksen (fallacy of accent).
  1. Menggunakan konstruksi kalimat bermakna ganda
Kalimat yang bermakna ganda disebut amfiboli (amphiboly). Amfiboli terjadi apabila sebuah kalimat disusun sedemikian rupa sehingga arti kalimat itu dapat ditafsirkan secara berbeda-beda. Contoh: Azmil mencintai kekasihnya, dan demikian pula saya! Kalimat itu bisa berarti: Azmil mencintai kekasihnya, dan saya juga mencintai kekasih si Azmil. Atau bisa juga berarti: Azmil mencintai kekasihnya, dan saya mencintai kekasih saya.


oleh :         Endang Ruswandi

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting