Oleh : Ismail Fajar Romdhon
Teori evolusi sampai kini masih dianggap sebagai teori yang diakui di dunia. Hal ini karena telah terjadi indoktrinasi dalam sistem pengajaran di sekolah-sekolah, terutama dalam mata pelajaran biologi dan sejarah. Secara terminologis, indoktrinasi berarti sebagai berikut:
Indoktrinasi adalah sebuah proses yang dilakukan berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Praktik ini seringkali dibedakan dari pendidikan karena dalam tindakan ini, orang yang diindoktrinasi diharapkan untuk tidak mempertanyakan atau secara kritis menguji doktrin yang telah mereka pelajari. Instruksi berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, khususnya, tak dapat disebut indoktrinasi karena prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan menuntut evaluasi diri yang kritis dan sikap bertanya yang skeptis terhadap pikiran sendiri.
Indoktrinasi merujuk kepada serangkaian kegiatan yang berbeda-beda, sehingga upaya mencari definisi yang tunggal menjadi sulit. Di bidang psikologi, sosiologi, dan penelitian pendidikan, istilah-istilah yang lebih tepat seringkali lebih dipilih, termasuk (namun tak terbatas pada): sosialisasi, propaganda, manipulasi, dan cuci otak.[1]
Indoktrinasi ini menurut Harun Yahya dapat berdampak negatif pada perkembangan otak atau bahkan melumpuhkan kemampuannya dalam menilai sesuatu. Pada akhirnya otak yang terus dicecar pernyataan tentang kebenaran teori Darwin akan kewalahan dan akhirnya menerima doktrin tersebut.[2]
Kekhawatiran akan dampak Darwinisme tidak hanya menjadi milik kaum muslimin saja. Karena Darwinisme telah menghapus keberadaan Tuhan yang secara tidak langsung menyerang semua umat beragama di dunia dan tidak hanya Islam.
Victor Bob, seorang staf pengajar di sebuah Gereja di Pekanbaru menulis dalam blog pribadinya[3] sebagai wujud keprihatinannya terhadap dampak Darwinisme bagi ajaran kristen sebagai berikut:
Sampai saat ini tema evolusi masih tetap di ajarkan di sekolah-sekolah. Meskipun sebagian guru tidak percaya bahwa manusia berasal dari binatang, namun serpihan-serpihan konsep evolusi masih tetap exist di dalam pelajaran berbagai pelajaran di sekolah, terutama dalam pelajaran biologi dan sejarah. Serpihan-serpihan pikiran evolusi ini menjadi penghambat para pelajar untuk sungguh-sungguh beriman kepada Kitab Suci. Di satu sisi mereka percaya bahwa alam semesta dicipta oleh Allah dalam waktu 6 hari. Namun sisi lain mereka percaya bahwa proses terjadinya manusia dan makhluk-lainnya butuh waktu jutaan tahun. Da satu sisi mereka diajarkan untuk percaya sepenuhnya pada Alkitab yang adalah firman Tuhan. Namun sisi lain mereka juga harus menerima pengajaran sekolah yang isinya bertentangan dengan firman Tuhan. Seorang murid saya dengan kebingungan bertanya kepada guru biologinya yang mengajarkan teori evolusi. Dia mempertanyakan perbedaan antara Alkitab dengan pelajaran pelajaran biologi mengenai asal mula manusia. Guru biologi tersebut menjawab, "Kebenaran dalam Alkitab tidak bisa diterapkan di dalam illmu biologi. Ini dua bidang yang berbeda." Dalam benak siswa kebenaran itu telah terkoyak-koyak. Tidak ada kesatuan di dalam kebenaran. Ketika kebenaran sudah saling berkontradiksi maka logika tidak lagi butuhkan.
Memang benar demikian, sekularisme adalah dalil pamungkas bagi para pendukung Darwinisme. Karena dengan memisahkan ilmu pengetahuan dari jangkauan firman Tuhan manjadi sebuah kekuatan tersendiri baginya untuk dapat terus diterima dan mandapat pengakuan dunia secara umum. Hal ini ditegaskan juga oleh Adnin Armas bahwa ilmu pengetahuan Barat telah memberikan pengaruh terhadap ajaran kristen dan memasukkan faham sekuler ke dalam doktrin agamanya. Telah terjadi pergeseran paradigma teologi kristen di mana para teolog Kristen telah memodifikasi teologi Kristen supaya sesuai dengan paradigma sains modern yang sekular.[4]
[1] Wikipedia.com diambil tanggal 20 April 2011 tersedia [online] http://id.wikipedia.org/wiki/Indoktrinasi
[2] Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi. Harun Yahya International 2004
[3] Victor Bob,Dampak Darwinisme Bagi Kehidupan, tersedia [online] http://victormordechai.blogspot.com/2009/03/dampak-darwinisme-bagi-kehidupan.html tanggal 20 April 2011
[4] Adnin Armas M.A. ibid
0 komentar:
Posting Komentar