Selasa, 11 Oktober 2011

Ateisme Sartre

0


oleh   : Yoga ZaraAndritra

jean paul satre


Tidak seperti materialisme yang kita kenal yang telah menihilkan adanya Tuhan karena alasan Tuhan itu hanya khayalan dan tidak dapat dibuktikan secara material. Bagi seorang materialis yang ada itu ialah yang materil, wajar saja ketika konsep Tuhan mereka tolak karena bagi mereka Tuhan itu tidak materil Tuhan itu hanya khayalan. Mereka yang menganut faham ini kebanyakan dari kalangan komunis terutama komunis yang ditafsir oleh Lenin. Lenin telah menafsir Marxisme dengan caranya yang paling radikal. Tulisan Marx yang menyatakan bahwa agama ialah candu telah Lenin tafsir sebagi ketiadaan Tuhan. Disamping itu Marx yang adalah juga pengagum Hegel.ingin menarik konsep dilektika Hegel ke tataran material. Marx menafsir capital,uang,alat produksi itulah yang telah menjadi kenyataan sejarah sejak dulu dan menentukan proses jalannya sejarah.
Eksistensialisme Sartre telah menihilkan Tuhan bukan dari sisi material. Dalam konteks “adanya” manusia justru eksistensialisme menolak Materialisme karena secara hakikat kaum materialisme telah menyamakan manusia dengan benda. Menurut faham eksistensialisme Sartre, manusia dengan benda jelas berbeda. Jika benda tidak mempunyai kesadaran otomatis ia tidak berada seperti manusia berada. Adanya benda ialah ada begitu saja. K. Bertens dalam bukunya Filsafat Kontemporer Prancis menjelaskan bahwa ada begitu saja ini ialah ciri dari etre en soi. Etre en soi ini sama sekali identik dengan dirinya.  Etre en soi tidak aktif, tidak pasif, tidak afirmatif tidak negative: kategori-kategori macam itu hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan manusia. Etre en soi tidak mempunyai masa silam, masa lalu, masa depan, tidak mempunyai kemungkinan atau tujuan. Etre en soi itu sama sekali kontingen.: artinya ada begitu saja, tanpa fundamen, tanpa diciptakan, tanpa dapat diturunkan dari sesuatau yang lain. Benda yang saya maksud disini ialah segala sesuatu selain manusia. Jika argument Sartre terhadap alam semesta ini ialah ada begitu saja maka Tuhan menjadi tidak relevan untuk ada. Tetapi dalam eksistensialismenya, Sartre berbicara ontology lebih pada manusianya.
Sedangkan, untuk manusia bagi Sartre berada dengan bereksistensi. Bagi Sartre manusia memiliki kesadaran intensional yaitu dia(manusia) menjadi sadar bahwa dirinya ada dengan cara menyadari adanya sesuatu diluar dirinya. Misalnya tatkala saya melihat makanan atau kulkas saya menjadi sadar bahwa saya bukanlah kulkas atau makanan itu, saya adalah saya. Disitu saya sadar diri. Bereksistensi ialah proses menyadari. Penulis gunakan kata proses karena bereksistensi adalah juga “menjadi”. Menjadi disini mengandung arti adanya manusia bukan adanya yang telah jadi, bukan adanya yang beresensi terlebih dahulu lalu bereksistensi. Ujaran Sartre yang terkenal mengenai manusia ialah bahwa manusia itu bereksistensi terlebih dahulu lalu beresensi. Ajaran inilah yang menjadi salah satu dalih meniadakan Tuhan karena jika Tuhan ada otomatis manusia telah ada terlebih dahulu konsep, ide(esensi) mengenai akan diciptakannya manusia lalu manusia diciptakan sehingga menjadi ada (eksist). Oleh karenanya bila ingin meniadakan Tuhan Eksistensi haruslah mendahului esensi. Untuk pembahasan mengenai mengapa harus Tuhan ditiadakan?akan penulis sajikan disub judul selanjutnya.

Kebebasan Adalah Tuhan Sartre
Tuhan yang penulis maksud disini ialah bukan Tuhan yang personal. Tuhan disini ialah Tuhan yang sudah senantiasa bersemayam dan bergumul dengan diri manusia dan dalam diri manusia. Tuhan yang bukan berada jauh disana tidak tersentuh dan bersembunyi, bukan yang metafisik. Melainkan Tuhan yang dengan itu Sartre menyandarkan semua argument Filosofisnya, itulah dia Sartre namakan Kebebasan. Dan, manusia itu sendiri Sartre katakan kebebasan.Dari semua ajaran filsafat Sartre yang penulis fahami dan telah penulis baca dari buku-buku yang mengulas tentang Sartre,  semuanya bermuara pada term ini yaitu kebebasan. Bahkan, sepertinya argument etre en soinya Sartre yang dengan ini beliau meniadakan adanya Tuhan, pun adalah sebuah dalih kebebasan manusia. Karena bila Tuhan yang metaisik ini ada maka manusia menjadi tidak bebas. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting