Tampilkan postingan dengan label filsafat politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label filsafat politik. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 April 2012

Filsafat Pancasila

0


Pengertian Filsafat

Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).
Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam yang berbeda satu dari yang lainnya.

Ada beberapa pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila

Makna dan implikasi kedudukan pancasila sebagai pandngan hidup bangsa dan dasar filsafat
• Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
• Sebelum Pancasila disahkan sebagai dasar filsafat, nilai-nilai Pancasila sudah ada pada diri bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pandangan hidup, misalnya nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, keagamaan serta sebagai kausa materialis Pancasila.
• Jadi Bangsa Indonesia dan Pancasila tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia.
• Pandangan hidup dan filsafat hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia yang menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Dari Pandangan hidup dapat diketahui cita-cita dan gagasan-gagasan yang akan diwujudkan bangsa Indonesia.
• Di dalam Pancasila terdapat tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan kerokhanian bangsa yang menjadi ciri masyarakat, sehingga Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 telah mengesahkan pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar filsafat negara.Pengesahan ini telah menempatkan pancasila sebagai kaidah pokok negara.

Kedudukan pancasila sebagai pokok negara mempunyai implikasi sebagai berikut :
• Sumber dari segala sumber hukum
• Melekat pada kelangsungan hidup negara Proklamasi 17 agustus 1945
• Bersifat imperatif

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat dibedakan atas 3 tingkatan :
• Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak-universal seperti tercantum dalam pembukaan
• Sebagai pedoman penyelengaraan negara yang bersifat umum kolektif seperti tercantum pada batang tubuh UUD
• Seperti petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus-konkret seperti terdapat pada UU,PP,Peraturan Presiden

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara :
• Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
• Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
• Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
• Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
• Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
• Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
• Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:
• Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
• Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
• Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
• Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
• Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu

Sumber: http://id.shvoong.com/law-and-politics/political-philosophy/2256910-pancasila-sebagai-sistem-filsafat/#ixzz1qtySrt7V

Read more

Selasa, 03 Mei 2011

KOMUNISME BUKAN MARXISME

2

Oleh :              Azmil R Noel Hakim,
Kita telah mengenal istilah komunis dan sering mendengarnya, entah itu disengaja atau tidak. Banyak yang membenci dan banyak pula yang mengaguminya. Telah kita ketahui bersama bahwa Komunis adalah sebuah kekuatan besar yang mempengaruhi Eropa dan memporak-porandakannya. Bukan hanya Eropa, akan tetapi pengaruh dan kekuatannya telah menyebar keseluruh bagian dunia, termasuk Indonesia, pada saat itu berhasil di dominasi oleh Komunis.

Walaupun kita telah mengenal dan sering mendengar istilah Komunis tersebut, tapi banyak dari kita tidak benar-benar mengetahui apa itu Komunis, bagaimana sejarahnya, dan apa tujuan Komunis tersebut. Kita hanya menelan bulat-bulat istilah Komunis tersebut, tanpa mau mengetahui lebih dalam. Kita telan bulat-bulat persepsi-persepsi buruk tentang Komunis dari orang-orang yang membencinya, tanpa mau menelusurinya.

Jika kita mendengar istilah Komunis, maka kita akan langsung secara spontan berfikir kearah seorang filsuf barat terkenal yaitu Karl Marx. Baik itu bagi yang telah mengetahui Komunis secara mendalam atau tidak. Jika tidak kepada Karl Marx maka akan teringat kepada duo diktator kejam Rusia, yaitu Lenin dan Stalin. Mengapa demikian? Karna memang mereka adalah konseptor dan motor utama yang ada dibalik Komunis.

Sebelum Komunis di gerakan oleh Lenin dan Stalin, istilah Komunis tersebut sering digunakan sebagai cita-cita utopis masyarakat untuk, dimana segala hak milik pribadi dihapus dan semuanya dimiliki bersama. Seperti yang dilansir oleh Franz Magnis-Suseno dalam bukunya yang berjudul “Pemikiran Karl Marx Dari Utopis ke Perselisihan Revisioner”. Di dalam buku tersebut, Franz Magnis-Suseno bukan hanya membahas perajalan historis pemikiran Marx, tapi seluruh riwayat kehidupannya dijelaskan di dalam buku tersebut.
Kita sering mengklaim bahwa Komunisme itu adalah Marxisme, atau Komunisme tidak akan tercipta tanpa hadirnya sosok Karl Marx. Memang benar kita tidak bisa mengelak dari hal tersebut, bahwa Komunis tidak akan tercipta tanpa hadirnya sosok Marx. Akan tetapi, kita tidak bisa mengklaim begitu saja bahwa Komunisme itu adalah Marxisme, tanpa mendalami dan mempelajarinya terlebih dahulu. Karna banyak tokoh-tokoh yang terlibat dan ikut mempengaruhi Komunis atau Komunisme itu sendiri, seperti contohnya adalah Friedrich Engles, Leon Trotsky, V.I Lenin, Joseph Stalin dan masih banyak tokoh lainnya.

Istilah “Marxisme” sendiri adalah istilah bagi ajaran-ajaran Karl Marx yang dibakukan dan dibukukan oleh sahabatnya, yaitu Friedrich Engles. Karna sulit dipahami dan dimengerti oleh kaum buruh, maka dari itu Engels membakukan dan membukukan dengan tujuan agar mudah dipahami oleh kaum buruh dan bisa menjadi ideology mereka. Bukan hanya Engles, tapi Karl Kautsky seorang tokoh teoritis Marxist pada saat itu ikut menyederhanakan dan membukukan pemikiran-pemikiran Karl Marx. Dalam perkembangan Georg Lukacs mengatakan dan sekaligus menegaskan bahwa “Marxist Klasik” yang si olah oleh Engels dan Kautsky talah jauh menyimpang dari apa yang sebenarnya dimaksudkan Marx itu sendiri. Ajaran Marx yang mereka olah itu hanya memuat apa yang oleh Marx dianggap betul, tidak memuat segala apa yang dipikirkan oleh Marx. Maka dari itu Lukacs menegaskan bahwa “Marxist Klasik” olahan Engels dan Kautsky telah jauh menyimpang dari apa yang sebenarnya di cita-citakan oleh Marx itu sendiri.



Marxisme” memang salah satu komponen ideology “Komunisme”. Akan tetapi “Marxisme” itu tidak sama dengan “Komunisme”. “Komunis” atau “Komunisme” yang dimaksud adalah sebuah gerakan dan kekuatan politik yang sangat besar dan kuat yang dipimpin oleh Lenin, bukan “Komunis” dalam artian sebelumnya yaitu cita-cita utopis yang digunakan oleh masyarakat, dimana segala hak milik dihapuskan dan semua adalah milik bersama. Memang banyak kaum Komunis yang mengklaim bahwa Komunisme adalah Marxisme, yang bertujan untuk memperlihatkan bahwa mereka adalah pewaris sah pemikiran-pemikiran Marx. Tetapi dalam perkembangannya, yang dimaksudkan dari “Komunisme” atau lebih dikenal dengan sebutan “Ajaran Komunis” adalah sebuah ideology resmi Komunis yang terkenal dengan istilah “Marxisme-Leninisme”.

Vladimir Ilyic Ulyanov atau Vladimir Ilyic Lenin atau yang terkenal dengan panggilan Lenin adalah tokoh yang mengaplikasikan pemikiran-pemikiran Marx dalam sebuah gerakan atau kekuatan politik pada tahun 1920-an yang lalu di Eropa. Yang juga menjadikan Komunis sebuah kekuatan yang menakutkan di dunia pada waktu, dan menyebarluaskannya keseluruh pelosok dunia.

Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara Marxisme dan Leninisme, mengingat Lenin hanya mengaplikasikan pemikiran-pemikiran Marx menjadi sebuah gerakan politik praktis yang menjadikannya sebuah kekuatan yang sangat besar. Akan tetapi ada beberapa pemikiran-pemikiran Marx yang sedikit diubah dan menjadi jauh melenceng dari apa yang dimaksudkan Marx dalam pemikirannya.

Yaitu adalah pemikiran Marx yang menyatakan bahwa sebuah revolusi akan terjadi jika dilakukan oleh para kaum buruh dan petani yang bersatu menyuarakan keadilan. Akan tetapi, disini Lenin berpendapat beda dengan Marx. Dia berpikir bahwa untuk melakukan revolusi dan mendapatkan kekuasan kita harus menguasai kekuatan militer terlebih dahulu, maka kita akan berhasil melakukan revolusi dan kekuasaan pun berhasil diraih. Berbeda dengan Marx, pada akhir hayatnya Marx tetap meyakini bahwa icon terpenting untuk melakukan sebuah revolusi adalah para kaum buruh dan petani. Maka dari itu, mengapa banyak kekejaman yang dilakukan Lenin pada saat itu dan mengapa penghapusan hak milik pribadi tetap tidak berlaku, setidaknya pada dirinya sendiri.

Akibat pengaruh Lenin yang begitu besar dalam penyebaran Komunis, maka Komunis dapat menjadi sebuah kekuatan yang begitu menakutkan pada waktu itu di benua Eropa dan hampir keseluruh pelosok dunia. Dan akibat beberapa pemikiran-pemikiran Marx yang sedikit ia ubah, maka Komunisme bukan Marxisme atau Komunisme bukan hanya Marxisme. Walaupun Marxisme adalah komponen penting Komunisme. Akan tetapi Komunisme atau ajaran Komunis bukan hanya Marxisme, akan tetapi Marxisme-Leninisme, yang menjadi ideology resmi Komunisme.


Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting